Tak ada yang menginginkan jalan ini, melewati kesulitan
dalam menyatukan dua hati, tak ada tak kan
pernah ada. Namun takdir memutuskan demikian. Segala rindu yg pernah begitu
mudahnya kusampaikan padanya kini hanya bisa kusimpan dalam hati yang sesak dan
memar oleh luka bukan karenanya, dan bukan karena siapapun.
Dan aku kembali tenggelam dalam lamunan dan senyapnya perasaan
ini, sudah hampir satu bulan aku seperti ini. Jika orang berkata aku tak lagi
bersemangat untuk menjalani hidup. Mungkin mereka benar, namun aku nafikan
semua itu. Aku yakinkan diriku untuk tegar dan kuat, Nyanyian tempo lalu yang
pernah dia kirimkan untukku sungguh membuatku tak ada pilihan lain selain
membisu. Iya, mungkin kemarin aku masih bisa menanyakan kabarnya melihat emo
senyumnya, Namun lagu terakhir yang Ia kirimkan untukku membuatku berhenti
untuk penasaran lagi tentangnya. Jika pun ditanya perihal Rindu aku akan menjawab
“Aku masih merindukanmu” entah sampai kapan seperti ini aku pun tak bisa
menjawabnya.
Aku pernah berputus asa, dan apatis dalam cinta. Tapi Aku
harus yakin dengan takdir-Nya. Yakin jika scenario-Nya lebih indah dari
rancangan yang pernah aku buat dengan-nya. Keindahan yang hanya sebuah rencana
dan belum sempat menjadi nyata namun kita sudah menyerah. Iya, apa yang bisa
dilakukan selain pasrah? Allah pilihkan jalan ini. Kita harus berpisah saling
menahan Rindu yang semakin hari memadat hingga menyesakkan dada.
Jujur Aku masih saja ingin bertanya padanya “Masih kah kau
selipkan namaku dalam do’amu? apa kau mulai merubah segala doamu?” aku rasa
untuk bertanya semacam itu pun aku tak pantas. Jujur saja diam – diam aku masih
sering ingin menyapanya dengan kalimat sederhanaku. Namun entah mengapa aku
menghapusnya, jariku terasa ngilu dan bulir air mata mulai menetes.
Sampai akhirnya aku mulai berfikir untuk apa menangis? Untuk
apa bersedih? Dia bukan lah siapa – siapa, dia hanya seseorang yang pernah
singgah sebentar dalam hidup saya, dan dia hanya seseorang yang pernah mengisi
waktu luangku. Merelakannya dan mengikhlaskannya bukan perkara sulit seperti
yang aku fikir sebelumnya, meskipun tak bisa dipungkiri segala kenanganku
dengannya tak bisa terhapus begitu saja dan mungkin tak akan pernah terhapus. “Bagaimana
dengannya?” ah aku hanya mengotori kembali fikiranku jika masih saja aku
tanyakan itu.
Aku berhasil menulis ini tanpa harus menangis lagi, ternyata
tidak sesulit itu menghilangkan perasaan yang dulu mendominasi hidupku. Sesag
yang pernah kualami menjadi pelajaran yang penting yang harus semua orang tahu
bahwa hidup ini memang kadang menyesakkan tak peduli siapa yang membuat sesak
dan sempit hati, karena memang beginilah hidup ini. Kita tak perlu menyerah dan
berputus asa apalagi putus harapan hidup, sama sekali tidak perlu. Itu hanya
merugikan diri kita sendiri (jomblo yaa? #eh). Bersemangat lah untuk hidup
karena selama Allah masih kasih kesempatan kita untuk bernafas, disana Allah
memberi kesempatan kita untuk berbuat lebih baik dari kemarin dan Allah kasih
kesempatan untuk kita memperbaiki diri kita dan kembali ke jalan yang benar.
Ketika cinta tak berpihak pada kita, kita harus mulai
berfikir, bukan kah akan ada cinta yang baru ? meskipun tak harus sama dengan
cinta lama? Dan jangan lupa bahwa tak ada cinta tulus di dunia ini setulus
Orang tua kalian mencintai kalian, jadilah orang yang bersyukur karena masih
memiliki orang yang mencintai kalian dengan tulus. Tak perlu kalian mencari
cinta lain cukup Cintai Allah, Orang tua, dan keluarga. Selebihnya cintai
sekedarnya, jangan terlalu yakin dengan pasangan sementaramu (Pacar/HTS) jika
tak ingin terjerembab dengan tindakan bodoh yang akan kamu sesali seumur hidup.
Adalah kesalahan terbesar jika kamu terlalu percaya dan
terlalu mencintai jodoh orang lain. Lebih baik belajar mencintai jodohmu
daripada harus tersesat pada cinta orang lain. Untuk menghilangkan perasaan itu
tak semudah menggedor meja. Kalian harus mereduksi sedikit demi sedikit hingga
perasaan kalian benar – benar netral. Bayangkan setiap detik, menit, jam, hari
kalian terforsir hanya untuk mereduksi perasaan yang tak menentu itu, merasa
terombang ambing dan tercampakan. Bukan kah sangat merugikan kita?
Jika tak ingin merugi maka jangan pernah menggantungkan
harapan, dan cintamu pada seseorang. Gantungkan segalanya pada Sang Pemberi
kehidupan serahkan semua pada-Nya niscaya keindahan dan kebahagian akan kalian
raih. Selamat berjuang untuk Move on dan selamat berjuang untuk melewati masa
kelammu ya guy’s.